SURABAYA (lensa-global.com) - Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur mengadakan Press Conference APBN KiTa Regional Jawa Timur s.d 30 November 2024 secara luring bertempat di Aula Majapahit GKN Surabaya I Jalan Indrapura Nomor 5 Surabaya, Selasa (24/12/2024).
Hadir memimpin konferensi pers Agus Mirsatya Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Jatim, Sugeng Pamilu Kepala Bidang P2HUmas DJP Jatim I, Kunawi Kabid Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Jatim 1. Sejumlah media lokal Surabaya turut hadir mengikuti acara ini, serta para pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan di Jawa Timur.
Acara ini juga diikuti secara daring melalui media Zoom Meeting oleh sejumlah pejabat dari kantor vertikal di lingkungan Kementerian Keuangan Jawa Timur, dan pejabat pengelola keuangan daerah, serta Local Expert dari UNAIR Surabaya Prof. Rudi Purwono.
Perkembangan Ekonomi Regional Jawa Timur Perekonomian Jawa Timur tetap tumbuh di TW III-2024 sebesar 4,91% (yoy), didorong oleh kenaikan permintaan yang tercermin oleh kinerja ekspor dan impor yang lebih tinggi. Industri Pengolahan masih menjadi penopang utamanya. Inflasi Jawa Timur bulan November 2024 tercatat 1,41% (yoy). Per bulan Oktober 2024 ekspor naik sebesar 15,15% (yoy), dan Impor naik sebesar 21,37% (yoy). Investasi di Jawa Timur per Triwulan III 2024 menempati posisi 3 terbesar se-nasional dengan rincian besaran PMA yaitu Rp13,88 Triliun dan PMDN sebesar Rp25,81 Triliun. Realisasi KUR per 30 November 2024 sebesar Rp44,9 Triliun untuk 781.632 debitur, sedangkan UMi sebesar Rp1,18 Triliun untuk 149.031 debitur.
Perkembangan Realisasi APBN Regional Jawa Timur Realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp234,28 Triliun atau 81,45% dari target sebesar Rp287,6 Triliun. Terdiri dari Penerimaan Perpajakan terealisasi sebesar 80,42% (Rp226,89 Triliun) dari target dan PNBP mencapai 134% (Rp7,39 Triliun) dari target (Rp5,5 Triliun). Penerimaan Perpajakan disumbang oleh penerimaan Ditjen Pajak sebesar Rp107,45 Triliun (82,58% dari target) dan penerimaan Kepabenan dan Cukai Ditjen Bea Cukai sebesar 119,44 Triliun (78,58% dari target).
“Semoga dengan effort sampai dengan akhir tahun 2024, target pendapatan baik dari penerimaan pajak, cukai serta PNPB bisa tercapai 100%” terang Agus Mirsatya berharap.
Realisasi Belanja Negara sampai dengan November 2024 telah terserap Rp122,3 Triliun atau 88,71% dari pagu belanja negara di Jawa Timur. Kinerja belanja negara terdiri dari Belanja K/L sebesar Rp45,27 Triliun dan Transfer Ke Daerah (TKD) mencapai Rp77,03 Triliun. S.d. November 2024 realisasi Belanja Pegawai Rp21,64 Triliun, Belanja Barang Rp17,64 Triliun, Belanja Modal Rp5,87 Triliun, dan Belanja Bantuan Sosial Rp121,8 Miliar bantuan kepada mahasiswa untuk peningkatan akses, mutu, relevansi, dan daya saing Pendidikan Tinggi.
Agus Mirsatya Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Jatim menjelaskan terkait dukungan APBN untuk daerah di Jawa Timur. Dukungan APBN ke APBD Jatim melalui TKD per 30 November 2024 terealisasi sebesar Rp77,04 Triliun (93,97% dari Pagu, tumbuh 7,23% yoy), dengan yang terbesar atas transfer DAU dan DAK Non Fisik. Realisasi DAU sebesar Rp41,08 Triliun naik 11,52% (yoy), yang diprioritaskan untuk Specific Grant bidang pendidikan untuk mendukung peningkatan kualitas layanan dan penyediaan sarana prasarana pendidikan dengan terbesar penerimanya adalah Kab Malang, Kab Jember dan Kab Banyuwangi.
Realiasi DBH terkontraksi 4,86% (yoy) menjadi Rp9,87 Triliun. Terbesar dari sektor migas yang terbesar diterima oleh Kab Bojonegoro, Kota Surabaya dan Kab Tuban.
Realisasi Insentif Fiskal terealisasi Rp878,92 Miliar naik 52,34% (yoy), yang di antara kegunaannya untuk pembangunan infrastruktur dan dukungan sosial. Penerima terbanyak adalah Kab Mojokerto, Kota Madiun dan Kab Lamongan.
Realisasi DAK Fisik Rp2,75 Triliun mengalami pertumbuhan 18,08% (yoy). DAK Fisik Jawa Timur mayoritas digunakan untuk sektor pendidikan, infrastruktur dan air minum dengan jumlah kontrak terbesar pada Kab Sumenep, Kab Lamongan dan kemudian Kab Tuban.
Realisasi DAK Non Fisik Rp14,24 Triliun naik sebesar 2,77% (yoy). Alokasi terbesar DAK Non Fisik Jawa Timur pada bidang pendidikan, dan Tunjangan Profesi Guru dan kemudian kesehatan, terbesar penerimanya adalah Kota Surabaya, Kab Malang, dan Kab Jember. Dana Desa terealisasi Rp8,23 Triliun naik sebesar 4,4% (yoy). Penerima Dana desa terbesar tiga diantaranya adalah Kab Malang, Kab Lamongan, Kab Bojonegoro.
Agus Mirsatya menerangkan “Transfer ke Daerah, telah memberi manfaat dari penyalurannya dengan banyak output fisik pembangunan yang dihasilkan, tentunya ini untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah Jawa Timur”. Jumlah TKD yang disalurkan di Jawa Timur s.d. bulan November 2024 antara lain untuk Jalan Rp798,78 M, Irigasi Rp145,78 M, Air Minum Rp265,96 M, Pertanian Rp224,91 M, Industri Kecil dan Menengah Rp 18,84 M, Pariwisata Rp21,39 M, Pendidikan Rp1,12 T, Kesehatan dan KB Rp645,63 M, Sanitasi Rp299,58 M, Lingkungan Hidup Rp6,74 M, Kelautan dan Perikanan Rp50,09 M.
Agus menjelaskan pula terkait pengelolaan aset, realisasi lelang, PNBP Pengelolaan BMN dan Piutang Negara yang dilaksanakan DJKN. Realisasi pokok lelang Kanwil DJKN Jatim s.d. 30 November 2024 mencapai Rp4,63 Triliun atau 107,45% dari target, dengan PNBP yang diterima dari Lelang sebesar Rp107,49 Miliar, PNBP Pengurusan Piutang Negara Rp401,71 Juta, dan PNBP Aset Rp148,59 Miliar.(nd/hms)